Kawan, tak dapat disangkali lagi, hidup ini memang penuh dengan tantangan. Ada yang kita rasa sangat ringan dan ada juga yang terasa sangat berat. Kadangkala kita berhasil melewati sebuah rintangan hidup tanpa kita sadari bahwa hal yang telah dilakukan adalah menyelesaikan sebuah tantangan. Hal itu bisa disebabkan karena kita bisa menikmati setiap 'langkah' saat menghadapi kesulitan. Semua akan terasa sangat ringan dan akan memberi kita ketenangan.
Berbeda ketika kita hanya bisa mengeluh sebelum bertindak. Kadangkala sebuah tantangan yang sebenarnya ringan akan terasa sangat berat karena kita sulit untuk percaya pada diri sendiri dan orang di sekitar kita. Hal tersebut akan menimbulkan kegelisahan dalam diri sendiri, membuat kita ingin menyerah padahal kita belum mencoba.
Sebuah pengalaman yang ingin saya bagi adalah ketika saya merasakan hidup ini sudah tidak bersahabat, ternyata masih banyak sahabat yang bisa memberi aku semangat untuk terus melangkah.
Sebagai mahasiswa yang masih aktif (semester 5), tentunya bukan hanya tuntutan tugas kuliah saja yang menjadi konsentrasi saat ini. Masih banyak kegiatan di luar kuliah yang harus diselesaikan. Aktif di UKM, kepanitiaan dan organisasi/komunitas di luar maupun di dalam kampus membuat hidup saya terasa terikat dan terjepit pada banyak kepentingan dan tanggung jawab. Dalam waktu yang bersamaan sering terjadi 3-4 kegiatan yang berbeda, masing-masing berasal dari berbagai kepentingan. Hal ini membuat hidup saya benar-benar tertekan, letih dan lelah untuk memikirkan mana yang harus saya ikuti.
Namun, bukan hanya beberapa hal di atas yang membuat saya cukup gelisah belakangan ini. saya ikut disibukan untuk memikirkan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) terkait penelitian dan pengabdian masyarakat, memikirkan laporan pertanggungjawaban salah satu kegiatan yang telah selesai dan juga sibuk mengurus kebutuhan administrasi untuk mendaftar Beasiswa Djarum Plus 2011. Dan semuanya terasa lengkap, ketika saya hanya mendapatkan sebuah kekecewaan dari seseorang yang membuat hidup saya merasakan tekanan terberat selama kuliah, bahkan selama saya hidup.
Hal-hal di atas membuat saya stres dan perlahan masuk pada tahap depresi yang hebat. Kadangkala saya hanya bisa merenung seharian di kamar dan menghabiskan waktu untuk memikirkan semuanya. Hal bodoh yang turut aku lakukan adalah membanting leptop dan handphone yang saya punya. Berteriak, mengeluh, mengeluh dan terus mengeluh.
Seolah-olah saat terjatuh oleh kekecewaan, saya merasa sulit untuk menemukan ritme langkah perjuangan hidupku yang selama ini bisa saya nikmati. Hanya bisa 'terdiam', menumbuhkan kegelisahan dan menyesali kesalahan yang saya lakukan. Hal tersebut berdampak pada munculnya rasa 'menyerah' untuk melanjutkan perjuangan mendapatkan Beasiswa Djarum. Mengingat waktu yang semakin mepet (paling lambat tanggal 15), saya sempat bertanya pada diri saya sendiri, 'apa masih bisa?' Saya merasa tidak percaya lagi pada kemampuan diri saya sendiri, ingin berkata TIDAK, tapi ternyata keinginan masih sangat kuat dan meminta saya untuk terus maju.
Perlahan saya mulai bangkit dan mengikhlaskan kekecewaan itu saya rasakan. Saya mencoba membuat sebuah kutipan untuk memompa semangat untuk melangkah,
yah, memang harus seperti itulah yang saya lakukan. Tetap berjalan, walau masih merasa 'sakit'. Semangat dari sahabat juga semakin mempertegas semuanya. Sebuah artikel kiriman seorang sahabat yang berjudul "Semuanya Hanya Butuh Waktu" membuat saya semakin yakin bahwa kebahagiaan yang saya harapkan pasti akan datang, semua hanya butuh waktu!
Sejenak saya kembali mengingat sebuah impian untuk mendapatkan beasiswa dari Djarum. Impian ini telah saya tanamkan pada diri sendiri sejak akhir masa SMA. Dapat dikatakan bahwa untuk mendapatkan beasiswa ini, saya hanya punya 1 kesempatan, kesempatan ini memang hanya dibuka bagi mahasiswa aktif semester 5 dan inilah satu-satunya kesempatan saya. Jika saya tidak ACTION sekarang, maka saya hanya bisa gelisah karena tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya.
"Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di depan jika kita tidak mencoba."
Salah satu syarat administrasi yang dibutuhkan adalah fotocopy ijazah/surat keterangan aktif berorganisasi. Saya sudah meminta ketua Komunitas Blogger Jogja, ketua komunitas Yogyakarta Android Community, ketua UKM Radio Masdha Jogja, ketua Sanata Dharma Open Sorce dan ketua IKAPMAJAYA untuk membuatkan saya surat keterangan aktif berorganisasi pada masing-masing organisasi/komunitas tersebut.
Mereka sangat bersedia dan siap membantu. Ketua Komunitas Blogger Jogja sudah membuat surat tersebut jauh hari sebelum saya mengambilnya kemarin (14 September 2011). Namun, sampai kemarin, masih banyak juga yang belum dibuat/ditandatangani padahal batas akhir pengumpulan berkas di WR3 tercatat tanggal 15 September 2011. 2 hari sebelumnya adalah puncak kegelisahan saya, masih banyak yang saya urus selain Beswan Djarum. Rapat, mengerjakan proyek, desain poster dan menyebarkan poster berjalan hampir bersamaan. Sedangkan dari sisi pengurusan administrasi beswan djarum, masih banyak dokumen yang belum saya lengkapi, salah satunya adalah pas foto berwarna menggunakan jas almamater.
Ketika masih banyaknya pekerjaan yang belum selesai, saya mulai kehilangan rasa percaya pada diri sendiri untuk bisa melakukan dan menyelesaikan semuanya. Saya mulai menyerah untuk mengurus administrasi syarat pendaftaran Beswan Djarum, namun saya terbayang pada perjuangan dan doa orang di sekitar saya yang turut membantu dan memberikan semangat.
Saat itu saya berpikir,
Jika aku.. BUKAN PECUNDANG, maka aku akan terus berjuang, walau ada sedikit dari sudut hati atau ujung logika berkata, tidak mungkin!..
Jika aku.. BUKAN PECUNDANG, maka aku tak akan membiarkan kata 'menyerah' terucap di bibir, di hati maupun di pikiran..
Jika aku.. BUKAN PECUNDANG, maka aku tak boleh menyia-nyiakan tenaga orang di sekitar ku yang sudah banyak membantu..
Jika aku.. BUKAN PECUNDANG, maka aku tak akan membiarkan doa orang di sekitar ku terucap begitu saja tanpa tindakan yang nyata dari diriku sendiri..
Jika aku.. BUKAN PECUNDANG, maka aku tidak akan membiarkan kekecewaan merusak impianku..
Jika aku.. BUKAN PECUNDANG, maka aku tidak boleh membenci orang yang telah membuat ku merasakan kekecewaan..
Jika aku.. BUKAN PECUNDANG, maka aku akan berdiri tegar saat aku telah terjatuh dan kesakitan oleh kekecewaan..
Jika aku.. BUKAN PECUNDANG, maka harusnya aku selalu mencintai, mendoakan dan berterima kasih kepada mereka yang selalu memberikan support ke aku..
Jika aku.. BUKAN PECUNDANG, aku tidak akan membiarkan sikap "mengeluh" mendapatkan tempat di batinku..
Jika aku.. BUKAN PECUNDANG, sudah seharusnya aku berterima kasih pada mereka yang menimbulkan penyesalan pada diriku sendiri, karena mereka lah saya bisa memahami mana yang benar dan mana yang salah..
Jika aku.. BUKAN PECUNDANG, seharusnya saya meminta maaf kepada semua orang yang pernah tersakiti atau merasakan kekecewaan oleh sikap, tutur kata dan segala tingkah laku ku..
Jika aku.. BUKAN PECUNDANG, seharusnya aku selalu mengucap syukur kepada Tuhan atas setiap problema hidup dan kekuatan untuk melewatinya yang telah Dia berikan kepadaku..
dan, karena aku BUKAN PECUNDANG!, maka aku akan tetap berdiri melawan semua tantangan hidup yang datang menghampiri, sebab berlutut pada tantangan hidup sama saja halnya dengan membunuh cita-cita dan ikut bunuh diri! berhentilah menjadi orang bodoh!
Karena sudah berkomitmen untuk terus maju, saya pun mulai mencoba satu per satu aktifitas yang harus saya lakukan. Secara perlahan semua saya kerjakan. Mengerjakan poster sambil kuliah, bolak balik dan berkelana ke berbagai tempat untuk mengambil surat keterangan aktif berorganisasi. Pada hari selasa, tanggal 13 September 2011 saya sadar, bahwa perlahan, apa yang saya targetkan benar-benar bisa terwujud. Saat itu saya menyadari bahwa saya masih punya kemampuan dan Tuhan akan selalu melindungi serta memberi saya kekuatan untuk mewujudkan semuanya. Proyek kelompok yang harus dipresentasikan keesokan harinya bisa kami selesaikan meski hanya bisa menikmati indahnya istirahat sekitar 3,5 jam saja (jam 3.30 subuh - jam 7 pagi).
Keesokan harinya (14 September 2011) saya mulai mengawali hari dengan senyuman, mencoba mengembalikan ritme langkah kehidupan dengan menikmati segala kerja keras, menikmati tantangan, menikmati tugas-tugas dan menikmati beban hidup. Ternyata semua terasa nikmat. Dimulai dari kuliah jam 8 pagi sampai jam 2 siang, setelah itu menyebarkan poster penerimaan anggota baru untuk UKM yang saya ikuti dan mengambil surat keterangan dari beberapa komunitas.
Semua selesai sekitar jam 10 malam. Saya baru bisa meraskan nikmatnya sarapan pada jam 3 sore dan meraskan segarnya mandi sore pada jam 9 malam. Hal yang memang berat tapi tetap terasa nikmat.
Setelah bisa menjalani semuanya, saya bisa tersenyum lebih lebar dan terasa sangat indah. Yeaaaahh.. kepuasan hati yang benar-benar sulit diilustrasikan. Rasa kagum pada diri sendiri, rasa bangga memiliki banyak sahabat yang bisa memberi support dan rasa syukur yang luar biasa kepada Tuhan. "Tuhan terima kasih, Engkau telah memberikan ku kekuatan untuk menyelesaikan semuanya".
Hingga hari terakhir pengumpulan berkas (15 September 2011), saya masih harus mengurus beberapa keperluan termasuk mencetak foto serta menyelesaikan job poster yang tersisa setelah mengikuti kuliah pagi (jam 8 - jam 10). Saya terpaksa harus merelakan space paraf pada baris namaku di absensi kosong untuk 2 mata kuliah hari ini. Semuanya persyaratan administrasi untuk mendaftar beasiswa djarum sudah beres dan sudah saya kumpul pada siang harinya. Semoga Tuhan bisa mewujudkan impianku.
Sekarang saatnya untuk terus melangkah, menyelesaikan satu per satu tanggung jawab yang belum selesai, dan siap menyambut tanggung jawab yang telah menanti di depan.
Kepada tantangan hidup, silakan datang, SAYA SIAP MENANTANG MU KARENA AKU BUKAN PECUNDANG!
Kepada semua teman-teman yang sudah membantu, bro Fidelis, bro Yosi, dan bro Yudi (TIM Proyek tugas kuliah RPL), Mas Tomi Purba (Ketua Blogger Jogja), Mas Ammy (Ketua Yogyakarta Android), Ko Rickvan (Ketua UKM Radio Masdha Jogja yang turut membantu saya menyebarkan poster), Mas Kalobe a.k.a Robert (Ketua IKAPMAJAYA) dan mas Iip (ketua Sanata Dharma Open Source) serta semua sahabat yang sudah membantu, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih. Kalian sungguh luar biasa.
Setiap Kesulitan Pasti Ada Kemudahan, Pasti Ada Kemudahan, Pasti Ada Kemudahan..
BalasHapusSemangat SOBAT!!!!
Salam kenal
ttp://arrrian.blogspot.com/