Ada satu hal yang paling menarik menurut saya di sepanjang perjalanan
Stand Up Comedy Indonesia yang ditayangkan oleh Kompas TV, yaitu penampilan kedua
Abdur pada saat final
SUCI4. Komik asal Nusa Tenggara Timur ini merupakan komika favorit saya di SUCI4. Komika yang cerdas dan kreatif, dia mampu membawakan kritik sosial di panggung
stand up comedy, bukan hanya sekedar membuat kita "hahahahahihihihi", tetapi dia telah menjadi penyambung lidah suara minor.. suara keresahan.. suara yang merindukan keadilan.. suara yang mungkin sudah kehilangan tempat untuk bercerita.. khususnya suara dari "timur"..
Abdur kerap kali menyisipkan "karya sastra" pada penampilannya dan yang paling terbaik adalah puisi atau sajak yang dia sampaikan pada saat final SUCI4 dengan tema politik (pemilu Presiden 2014). Keren!!!
*Rasanya saya sudah kehabisan kata-kata, tanpa panjang lebar lagi silakan simak
puisi Abdur di Final SUCI4 yang coba saya tuliskan kembali teks lengkap puisi Abdur SUCI4 di bawah ini. Kurang tahu apa judulnya, saya tulis saja
Nahkoda Indonesia. Jika ingin videonya, silakan cari di
Youtube :)
Jangan lupa bagikan pada teman2 kalian :)
***
Nahkoda Indonesia
Jaya Indonesia..
Sebagai anak nelayan dari Lamakera..
saya melihat Indonesia itu seperti kapal tua..
yang berlayar tak tau arah..
arah nya ada,
hanya nahkoda kita yang tak bisa membaca..
mungkin dia bisa membaca..
tapi tertutup hasrat membabi buta..
hasrat hidupi keluarga, saudara, kolega..
dan mungkin istri muda.
Indonesia itu memang seperti kapal tua..
dengan penumpang berbagai rupa.
.
ada dari Sumatera, Jawa, Madura, Sumbawa hingga Papua..
bersatu dalam Nusantara.
Enam kali sudah kita ganti nahkoda,
tapi masih jauh dari kata sejahtera.
Dari dulu teman-teman, dari teriakan kata merdeka..
sampai sekarang,
folbak donk kaka..
Nahkoda pertama,
sang proklamator bersama Hatta..
membangun dengan semangat
Pancasila..
dan terkenal di kalangan wanita..
ia pernah berkata..
mampu guncangkan dunia dengan sepuluh pemuda..
tapi itu kan kurang satu untuk tim sepakbola..
kalau begini kapan baru kita ikut piala dunia?
nahkoda kedua,
32 tahun berkuasa..
datang dengan program pembangunan beranama pelita..
bapak pembangunan bagi mereka..
bagi saya tidak ada bedanya.. tidak ada!!!
penumpang bersuara berakhir di penjara..
atau hilang di lautan tanpa berita..
beda dengan
Dodit Mulyanto..
hanya modal biola saja terkenal di Indonesia..
nahkoda ketiga,
sang wakil yang naik tahta..
mewarisi pecah belahnya masa orba..
belum sempat menjelajah samudera..
Ia terhenti di tahun pertama..
dibanggakan di Eropa,
dipermainkan di Indonesia..
Jerman dapat ilmunya..
kita dapat apa...??
...antrian panjang nonton film nya.
nahkoda selanjutnya,
Sang Kiai dengan hati terbuka.
Ia terhenti dalam sidang istimewah..
ketika tokoh-tokoh reformasi berebut istana..
potong bebek saja..
gitu aja kok repot.. kata Gusdur featuring Ursula..
nahkoda kelima,
nahkoda pertama seorang wanita..
dari tangan ibunya..
bendera pusaka tercipta..
kata bapaknya..
berikan aku sepuluh pemuda..
tapi apa daya..
itu diluar kemampuan ibu beranak tiga..
kalau mau sepuluh pemuda..
ambil saja dari followersnya Raditya Dika..
cemungud yah kaka..
nahkoda keenam bagian A..
kenapa bagian A..
sengaja biar tetap ada 5A..
dua pemilu mengungguli perolehan suara..
dua kali disumpah atas nama garuda..
tapi itu hanya awal cerita..
cerita panjangnya terpampang di banyak media..
lapindo,
Munir, centuri, hambalang.. kami
menolak lupa!
kini, ia telah hadir di
sosial media..
mungkin bermaksud mengalahkan Raditya Dika..
setelah empat album yang berakhir entah seperti apa..
mungkin ia akan membuat film.. Malam Minggu Istana.
teman-teman, kini 2014 telah tiba..
saatnya kita kembali memilih nahkoda..
pastikan dia yang mengerti
Bhinneka Tunggal Ika..
bukan boneka milik Amerika!
Dia yang menerti suara kita..
suara kalau Indonesia bisa!
bukan suara '
aitakata.. aiyaahya..'
atau
folbek donk kaka..
Inilah cerita kapal tua kita..
ada yang tidak percaya? ada?
sudah.. kalian percaya saja..
***
sekian.
semoga bermanfaat. jangan lupa bagikan ke lainnya :)