Air Mata dan Sahabat Lama
Pagi ini saya bertemu sahabat lama saya, sahabat jaman putih abu-abu.. jaman dimana kita berusaha mencari jati diri, mencoba menemukan "siapa saya?" atau "siapa kita?" dengan bermacam cara, dan (mungkin) ada yang kita anggap benar walau ternyata keliru..
Sudah sekian lama kami tidak pernah bertemu... komunikasi melalui telepon atau sms juga tak pernah. Sebenarnya saya kerap menulis pesan di dinding akun facebooknya, tapi tak pernah ada balasan darinya. Dia masih setia menggunakan foto profil yang itu2 saja.. yang selalu membuat saya bertanya "dimana saya menyimpan kacamata saya yang dia gunakan pada foto itu?"
Dulunya dia seorang ketua kelas. Dia suka musik, bersama beberapa teman, mereka membentuk band dan dia menjadi drummer.
***
Jadi ceritanya, saya baru saja mengantar sepupu saya yang ingin kembali ke kotanya.
Saat saya pulang ke kontrakan, saya melewati jalan yang nampak seperti taman, terlihat seperti jalan setapak yang ada di kampus tempat saya menyelesaikan studi sarjana.
Saya melihat dia datang dari arah berlawanan,
dan kita bertemu tepat di persimpangan jalan..
saat itu juga saya langsung memeluknya..
rindu yang menumpuk karena kian lama kami tidak bertemu membuat pelukan itu semakin erat..
tanpa sadar, air mata saya jatuh..
seolah berontak menunjukan rasa kangen pada sahabat lama saya ini..
dan ketika air mata ini makin deras,
saya sadar, saya terbangun...
iya, saya hanya bermimpi..
benar, ini hanya sebuah mimpi... namun air mata itu nyata membasahi area mata saya yang masih tertutup...
ketika saya bangun, saya menyadari bahwa saya baru saja bertemu sahabat saya yang sudah 5 tahun berpisah setelah Tuhan melangkahkan kakinya pada jalan lain di sebuah persimpangan kehidupan.. dia melalui jalan menuju kedamaian, menuju rumah-Nya, menuju keabadian.
***
Hai kawan, bahagia di sana! saya tidak akan lupa siapa kamu dan siapa kita dulunya.. :')
***
Yogyakarta, 30 Agustus 2014.
Sudah sekian lama kami tidak pernah bertemu... komunikasi melalui telepon atau sms juga tak pernah. Sebenarnya saya kerap menulis pesan di dinding akun facebooknya, tapi tak pernah ada balasan darinya. Dia masih setia menggunakan foto profil yang itu2 saja.. yang selalu membuat saya bertanya "dimana saya menyimpan kacamata saya yang dia gunakan pada foto itu?"
Dulunya dia seorang ketua kelas. Dia suka musik, bersama beberapa teman, mereka membentuk band dan dia menjadi drummer.
***
Jadi ceritanya, saya baru saja mengantar sepupu saya yang ingin kembali ke kotanya.
Saat saya pulang ke kontrakan, saya melewati jalan yang nampak seperti taman, terlihat seperti jalan setapak yang ada di kampus tempat saya menyelesaikan studi sarjana.
Saya melihat dia datang dari arah berlawanan,
dan kita bertemu tepat di persimpangan jalan..
saat itu juga saya langsung memeluknya..
rindu yang menumpuk karena kian lama kami tidak bertemu membuat pelukan itu semakin erat..
tanpa sadar, air mata saya jatuh..
seolah berontak menunjukan rasa kangen pada sahabat lama saya ini..
dan ketika air mata ini makin deras,
saya sadar, saya terbangun...
iya, saya hanya bermimpi..
benar, ini hanya sebuah mimpi... namun air mata itu nyata membasahi area mata saya yang masih tertutup...
ketika saya bangun, saya menyadari bahwa saya baru saja bertemu sahabat saya yang sudah 5 tahun berpisah setelah Tuhan melangkahkan kakinya pada jalan lain di sebuah persimpangan kehidupan.. dia melalui jalan menuju kedamaian, menuju rumah-Nya, menuju keabadian.
***
Hai kawan, bahagia di sana! saya tidak akan lupa siapa kamu dan siapa kita dulunya.. :')
***
Yogyakarta, 30 Agustus 2014.
Pagi ini saya bertemu sahabat lama saya, sahabat jaman putih abu-abu.. jaman dimana kita berusaha mencari jati diri, mencoba menemukan &quo...